“BINTANG KEJORA” BENDERA BANGSA WEST PAPUA"


Manusia adalah makhluk Tuhan yang paling tinggi derajatnya, karena memiliki keistimewaan sebagai karunia Tuhan, yakni akal budi (kadang juga akal sehat, nurani). Akal budi manusia itu mencakup kemampuan berpikir, daya cipta, karsa dan rasa. Kemampuan bersuara pada manusia ditingkatkan menjadi kemampuan berbahasa dan berkomunikasi. Kemampuan berkomunikasi dengan bahasa ini bisa terjadi karena adanya kemampuan untuk menciptakan lambang (symbol): bunyi-bunyi yang melambangkan sesuatu dan sesuatu itu bisa makna, maksud, gagasan, konsep dan sebagainya.

STRUKTUR LENGKAP KOMANDO TPN PAPUA BARAT (WEST PAPUA NATIONAL LIBERATION ARMY)


STRUKTUR LENGKAP KOMANDO TPN PAPUA BARAT
(WEST PAPUA NATIONAL LIBERATION ARMY)
(Berdasarkan Keputusan KTT TPN-PB – OPM 2012 Di Biak)
STRUKTUR LENGKAP KOMANDO TPN PAPUA BARAT

Sejarah Organisasi Papua Merdeka (OPM)

Pada mulanya OPM didirikan di Manokwari pada Februari 1965, tepatnya di Sanggeng pada rumah keluarga Watofa, pertemuan ini dihadiri oleh seluruh komponen masyarakat di Kota Manokwari seperti kepala suku Arfak, Lodwik Mandacan, Barent Mandacan, Kepala Kepolisian Papua Mr. John Jambuani, Komandan PVK Mr. Permenas Ferry Awom dan beberapa anggota PVK-Polisi Papua dan Angkatan Laut Papoea seperti : Benyamin Anari, Terianus Aronggear, Mr. Marani, Fred Ajoi, Jimmy Wambrau, dan lain-lain.

Deklarasi Politik Bangsa Papua, Penduduk West Papua Tentang New Guinea Raad (Parlement Nasional West Papua)



KONFERENSI NASIONAL WEST PAPUA

Port Numbay, 4 – 5 April 2012
DEKLARASI POLITIK BANGSA PAPUA, PENDUDUK WEST PAPUA TENTANG NIEUW GUINEA RAAD
 UNTUK KEADILAN DAN PENGHORMATAN TERHADAP HAK ASASI MANUSIA
Konferensi Nasional Parlemen Rakyat Daerah, tanggal 4 sampai dengan 5 April 2012 di Waena – Jayapura yang dihadiri oleh 660 orang peserta dari 22 Parlemen Rakyat Daerah sebagai lembaga representasi politik bangsa Papua di daerah – daerah teritori West Papua:

DASAR DASAR PERJUANGAN KEMERDEKAAN PAPUA BARAT

Mengapa rakyat Papua Barat ingin merdeka di luar Indonesia? 
Mengapa rakyat Papua Barat masih tetap meneruskan perjuangan mereka? 
Kapan mereka mau berhenti berjuang?
Ada empat faktor yang mendasari keinginan rakyat Papua Barat untuk memiliki negara sendiri yang merdeka dan berdaulat di luar penjajahan manapun, yaitu:

1. hak 

2. budaya 
3. latarbelakang sejarah 
4. realitas sekarang

Bumi Cenderawasih


Oleh: Adhen Isodorus Dimi

Di barat  Pasifik
Kau berdiri gagah, megah
Simpan  ribu-ribu misteri
kau tanahku, negeri  Cenderawasih.

Subur, beri hidup tanpa menabur,
Butir embun saljumu manjakan hutan,
saatnya nanti, hutan manjakan fauna
Dan saatnya pula,
Flora fauna Papua manjakan manusia hitam berhati putih.

Malas Kerja Bukan Kebudayaan Orang Papua Barat*

Oleh Adhen Isodorus Dimi)*Budaya rakyat Papua Barat  adalah budaya kerja keras. Sejak kecil,  orang tua kami telah ajarkan kami untuk bisa bekerja. Kami ingat kata leluhur kami dari dulu; 'kalo ko mau hidup, usaha. Kalo ko mau makan, kerja.'  

Foto Profil Papua


Kau Hendak Kukasihi Hingga Ajalku!

Oleh: Adhen Isodorus Dimi)*
Dok. Pribadi
Papua adalah salah satu Pulau yang kaya secara alam dan budayanya. Pulau Papua  yang terletak di psifik ini memiliki lebih dari 250 suku  bangsa.  Mereka punya banyak budaya, dan tradisi yang unik untuk masing-masing suku bangsa.
Semua suku di Papua Barat memunyai bahasa sendiri-sendiri. Suku-suku ini Menjunjung tinggi bahasanya sebagai alat komunikasi dalam aktivitas sehari-hari mereka. Papua juga memiliki alam yang begitu banyak kekayaan alam. Sampai-sampai orang luar menyebut Papua sebagai 'surga kecil yang jatuh ke bumi.'
Burung-burung berkicau menyambut pagi yang cerah. Tumbuhan melambaikan daunnya di tiup angin. Bukit emas dan tembaga yang memancarkan cahaya diterpa  mentari pagi.

Indonesia Stop Kekerasan Terhadap Rakyat Papua


PEDOMAN AKTIVIS REVOLUSIONER

 CIRI-CIRI SEORANG REVOLUSIONER

1.       Mengapa kita perlu merubah diri kita menjadi seorang revolusioner ?

Sebagai seorang revolusioner, kita perlu mengabdikan pikiran-pikiran, emosi dan perbuatan-perbuatan kita kepada kepentingan perjuangan demokrasi sejati di Indonesia. Tapi masing-masing kita dan setiap orang diantara kita masih membawa pikiran-pikiran, sikap-sikap dan kebiasaan-kebiasaan lama dari masyarakat bobrok yang ada sekarang ini. Kita tumbuh dalam  masyarakat yang tindas dan dihisap oleh kapitalisme. Sampai hari ini, kita masih dipengaruhi oleh gagasan-gagasan bobrok atau parsangka-parangka borjuasi dari masyarakat kini. Karena itulah, mengapa perlu bagi setiap mereka yang revolusioner merubah dirinya sendiri.

Kita harus mengubah diri kita sendiri melalui perjuangan revoluioner secara aktif, dan dengan kesadaran didalam perjuangan, kita melawan ide-ide, sikap-sikap dan kebiasaan-kebiasaan keliru. Apabila kita terus melaksanakan tugas-tugas kita, maka sesungguhnya kita sedang membentuk watak kita sendiri di tengah-tengah badai perjuang kita melawan musuh-musuh rakyat. Semakin dalam dan jauh, maka kita akan menjadi teguh dan cakap dalam perjuangan. Mengubah diri sendiri tidaklah hanya berhenti hanya dalam beberapa jam atau hari saja. Ia adalah perjuangan yang lama dan sulit.  Karena itulah mengapa kita perlu terus-menerus berusaha keras menghilangkan pengaruh masyarakat bobrok yang masih melekat. Hanya dengan cara demikianlah kita dapat melaksanakan tugas-tugas revolusioner kita lebih baik, dan ketetapan hati kita makin teguh dalam menggelorakan perjuangan  demokrasi sejati sampai kemenangan sosialisme. Kita mengubah diri kita untuk memperkuat watak-watak dasar seorang revolusioner, yakni:

Pahlawan Theys Hiyo Eluwai



Theys.H.Eluwai
Bukit-bukit di negri cendrawasi kini mulai tenggelam
Oleh dara dan air mata
Apa yang dilakukan oleh bangsanya
Yang tertinggal

Untuk masyarakat yang sengsara
Apa gunanya keluh-kesah
Seoarang pejuang yang sedang tidak dirumah
Seandainya rakyatku mati dalam penindasan
Menurut nasibnya
Aku akan berkata “Mati dalam perjuangan
Lebih mulia dari hidup dalam pemberontakan”

Namun rakyatku tidak mati sebagai pemberontak
Kematian adalah satu-satunya penyelamat mereka,
Dan penderitaan adalah tanah air warisan merekaIngatlah saudaraku

Mentari Pagi Di Bukit Emas


Mentari pagi di bukit emas  
harum wangi bunga hutan 
merdu kicauan burung emas 

sungguh mempesona.....sungguh mempesona 
penderitaan menindih....hidup pun di tindas 
kami hanya ingin bebas 
menentukan nasib sendiri....hey....... 
kami ingin bebas......kami ingin bebas.... 
kami ingin bebas.....menentukan nasib sendiri.... 
banyak korban di atas tanah kami... 
Tuhan dengar jeritan kami.... 
hey.... 

KAMI BANGSA PAPUA ADALAH BANGSA YANG MASIH DI JAJAH OLEH NEGARA INDONESIA.

KAMI BANGSA PAPUA ADALAH BANGSA YANG MASIH DI JAJAH OLEH NEGARA INDONESIA. PERJUANGAN KAMI BUKAN MENDIRIKAN NEGARA DI ATAS NEGARA, TAPI MENGUSR BANGSA ATAU NEGARA YANG MENDIRIKAN NEGARANYA DI ATAS BANGSA KAMI.

PAPUA ADALAH BANGSA, BUKAN SUKU. Itu terbukti dari banyaknya bahasa yang ada di papua.

PAPUA TIDAK PERNAH DI JAJAH SECARA LANSUNG OLEH KERAJAAN MAJAPAHIT PADA ERA KEKUASAAN HAYAM WURUK.

Hugo Chaves dan West Papua

Victor Yeimo*

Hugo Chaves (media)
Hugo Chaves, Pemimpin  kharismatik yang penuh kontroversial itu telah tiada sejak  5 Maret 2013 lalu. Rintihan pilu masih terdengar, bukan saja rakyat Venezuela, Amerika Latin dan Timur Tengah, namun juga di berbagai belahan dunia, terutama rakyat tertindas di dunia yang terinsipirasi dari sosok Chaves yang berani melakukan perubahan yang revolusioner di Venezuela dan merubah wajah kapitalisme global di Timur Tengah dan Amerika Latin.

Di West Papua, wilayah yang selama hampir setengah abad masih digerogoti gurita imperialisme Amerika Serikat (AS), sosok Hugo Chaves dan kiprahnya tidak begitu ramai untuk menjadi perhatian, terutama dalam perspektif perjuangan pembebesana nasional West Papua. Bukan karena tidak penting, namun pemahaman akan pergulatan kepentingan ekonomi politik global masih ditutupi oleh kabut tebal yang bernama neokolonialisme Indonesia.

Mengemis Cinta Dalam Derita

Blog, ku harus menghiasimu kembali. Masih tetap pada cinta dan revolusi. Cerita tentang semua itu belum mau berhenti. Ku harap kau mengerti, walau mereka tiada pernah mengerti. Mungkin hati dan pikiran mereka tak dapat kuhiasi dengan cinta dan derita jalanan ini, mungkin hanya kau yang mampu menerima untaian cinta yang penuh derita ini.

Derai air mata tiap pagi. Terkikis
begitu dalam sanubari, kembali seperti hari-hari kemarin. Mencoba melawan hasrat rindu yang membara. Mentari pagi yang indah disana bersama hari ini, ku ingin menghiasi sesukaku, apa dayaku memperoleh semua itu. Dunia membatasinya, memberiku seribu satu syarat, yang tak mampu aku gapai.

Kawan (Rakyat Pejuang), Anda Tidak Sendirian!

-----------------------------------------
Catatan untuk Rakyat Pejuang Papua Barat
-----------------------------------------
Kawan, perjuangan ini terus dan akan berjalan, walau tiap sudut perjuangan tersimpan sejuta duka. Duka yang kadang-kadang Anda, saya dan rakyat semesta Papua Barat dibuatnya kandas. Tapi, bukan kandas yang membuat kita mundur. Kandas yang memberi kita sedikit waktu untuk merenung dan setelah itu terus berjuang. Duka dan sepinya perjuangan ini justru membuat kita dewasa dan bijaksana untuk tetap memilih jalan pembebasan ini. Pembebasan atas diri kita dan tanah kita. Dan yang lebih penting adalah pembebasan Nasional Papua Barat.

Terusik Dibalik Trali Besi Malam

Detak-detuk sepatu laras penjajah dan ting teng trali besi tidak lagi terdengar di sepanjang lorong ini. Samar-samar gemuruh motor jarang terdengar, dan ku tahu pertanda malam sudah larut.

Berjumpa Kembali

Memang 11 bulan terlalu lama semenjak kita tak pernah sua. Blogku Terlalu sulit menjelaskannya.
Entalah, saya bingung dari mana harus memulainya.
Sejak tak pernah mencurakan segala asa,
kubejalan mengitari waktu dan ruang dalam kehampahan.
Ingin sekali membagi beban derita negri kemarin,
tapi tak bisa. Mereka para penjajah tak henti-henti mengejarku,
hingga kita tak dapat bersua.
Merekalah akibat segalanya.

Sinar KasihMu Tuhan

Jalanku perih. Melewati lembah yang penuh onak duri. Lemah dan letih disini. Sebulan terbaring bisu disini. Kuterteduh di kamar isolasi ini. Menghabiskan puluhan infus yang tidak pernah kubayangkan semula. Pikirku tak habis-habis. Detak jantung tidak normal, jendela jiwaku divonis tak berfungsi oleh dokter. Mesin nafas rusak. Kata dokter saya terlalu emosi dan kebanyakan pikir. Kutarik nafas dan menghitung nafas satu-satu dalam kepasrahan, membayangkan ajalku segera tiba. Ku pikir tiada lagi yang dapat kuperbuat. Di sepanjang lorong disana, mereka para intelijen penjajah berusaha merongrongku siang malam. Tiada lagi tempat untuk berlari. Tiada lagi yang memperdulikan.

MERDEKA

Merdeka Harga Mati. Ya, memang setiap orang ingin merdeka. Karena memang semua orang tidak ingin dalam penindasan dan penghisapan. Semua manusia ingin hidup bebas menikmati alam dimana ia ditempatkan oleh Penciptanya.

Menjadi Diri Sendiri & Berontak Terhadap Musu!

Victor  F. Yeimo


Untuk ko yang merasa terjajah, tra bebas dan terpenjarah. “Bangun dan berontaklah! Ko pu hak dan tanggung jawab besar buat mengikuti kehendak sendiri. Kenapa mo hidup kalo selalu mo terjajah?” [Sa tulis ini sebagai sebuah renungan, ajaran dan teguran setelah teropsesi baca buku karangan Malka, The Road To Freedom].---Gresik, 13 Oktober 2007, 11.36 WIB]

Mengapa tidak mau sadar bahwa manusia hidup dalam kenyataan, bukan di alam mimpi, bukan di dunia angan-angan, bukan juga di dunia biting (bicara tinggi). Kalo selalu hidup dalam dunia angan dan mimpi, ko sama saja dengan budak. Dan seorang budak selalu hidup di dunia maya, di dunia angan-angan, di dunia mimpi, di dalam sangkar, di dunia seandainya, tra bisa nikmati indahnya menjadi diri sendiri. Menjadi budak itu sama saja menjadi manusia semu, tra nyata.

Cermin Buat Indonesia

Victor F. Yeimo
(Editorial kabarpapua.com)

PAPUA BARAT masih menjadi wilayah konflik politik sejak wilayah ini diintegrasi kedalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) oleh dan atas kepentingan ekonomi politik Jakarta-AS. Konflik itu masih membara ulah Jakarta yang masih belum mempunyai kemauan politik dalam penyelesaian status quo ini. Gejolak politik di Papua Barat tentu bukan hal yang baru. Konflik tersebut tidak hanya memakan waktu puluhan tahun, tapi juga memakan korban ratusan ribu jiwa rakyat Papua Barat.

Analisa Siasat Penjajah & Imperialisme di West Papua

Oleh: Victor F. Yeimo*

Soal Papua, SBY Pintar Beretorika

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) semakin vokal bicara isu West Papua di awal tahun 2012 ini. Hal itu tentu karena sebagai pemimpin negara, SBY memperhitungkan gerakan rakyat West Papua yang semakin bergelora untuk berdaulat sendiri, dan gencarnya dukungan international baik dari LSM-LSM, Jurnalis maupun beberapa kongresman atau parlemen di berbagai negara yang terus menerus mempertentangkan kondisi pelanggaran HAM dan konflik politik di West Papua.

Wajah Indonesaia dalam Kisruh Otsus-MRP

Oleh: Victor Yeiomo
 

Pemerintah Indonesia dengan begitu terbuka menerapkan malpraktek pemerintahan kolonialismenya di Papua Barat. Otsus, walaupun awalnya dianggap sebagai semangat rekonsiliasi, tetapi pada akhirnya 'digagalkan' oleh sikap Jakarta yang inkonsisten, anti demokrasi, anti HAM, ekploitatif dan represif. Pemerintah Indoensia juga sangat terbuka dalam memainkan politik Devide it empera (Politik pecah belah) melalui pembentukan Provinsi Irja Barat (sekarang Papua Barat), dan kini pembentukan Majelis Rakyat Papua Barat (MRPB) di Provinsi Papua Barat. Ini menjadi kewajaran dan bukti bahwa kebijakan Otsus tidak sedang didorong dengan semangat rekonsiliasi, tetapi sangat kental dengan semangat kolonisasi wilayah Papua.

Darahmu dan Mereka Lalat Berjas-dasi

Kaukah itu...?
Engkau yg masih menghiasi dalam sayatan sejarah ini?
dalam tak kuasa, di ujung jalan kau taburi wajahmu penuh noktah merah..kau masih ada dan masih menghias.

Tertidurlah sayang
pangkuan ibu pertiwi hangat terasa
tidurlah diatas tulang belulang itu
kemarin mereka, hari ini engkau dan besok waktuku..

Tangis Dogiay

Anak-anak mereka kini piatu
Sanak sodarnya menangis melelehkan air mata
Lelaki muda dipaksa sedih mengubar air mata
kini semua paham
kini semua tau sungai air mata bukan mimpi bukan khayalan
airnya jenih bagai danau Tigi-Tage
tak banjir dimusim penghujan
tak kering diwaktu kemarau tiba
sungai airmata selalu mengalir
entah dimana akan bermuara

Nyanyian Jiwa

Seruling cenderawasih merangkai nada
Angin utara menyapu daun nan rimba
Sinar surya menembus disela-sela dedaunan
tiada namun ada suaramenutup diri di hamparan hijau
jangkrit menyambut peraduan
Nyamuk rimba sehaus drakula penjajah
senyap malam membunuh rindu dan resah
senjata tua jadi bantal polo
rangsel kusut bantal malam

Mama, Kenapa Menangis

mama, kenapa menangis....
sudah cukup air mata itu
tercucur dipipimu yang kian keriput
matamu semakin memerah
terseduh-seduh dalam relungmu
urat yang membengkak di dahimu
serak suaramu itu
terasa berat kau ucapkan
menyimpannya bgitu rapih
dalam pasrah bisu
kau urai smua
bersama tangismu

Galau Hati Kami Untukmu Mako

diatas parah-parah kayu
Tertenggung kami disini,
sontak bergetar luluh perih hati
bulir air mata jatuh tak tertahan
Termanggu dalam hening jiwa
disaat engkau tak bersama lagi

Terkenang untaian kata darimu
teringat senyum yang pernah kau hadirkan
terpesona ceritamu yang pernah menyejukan jiwa
terkagum smua ketegaran, semangat juang yang pernah kau torehkan

Bait-Bait Puisi Jalanan

AIR MATA DALAM SUNYI

Apalah artinya hidup bila air mata tak sanggup menahan rasa
semua yang terjadi biarkan ia datang dan pergi tanpa bekas
biarkan ruang-ruang ini sa telusuri walau harus menahan gejolak batin
biarkan jalan-jalan ini kutapaki satu demi-demi satu,
walau harus menahan sunyi tak bertepi
biarkan darah juang membasahi naluri jiwa yang mengering
Demi negeri, sa tunduk saat hati berkata "tanah air atau mati"

Tangisan Papuaku

Tanah ini
milikku, hutan ini milikku,
gunung dan lautan ini pun milikku.
Aku dilahirkan dan dibesarkan disini..
Canda, tawa dan hidup rukun semuanya
tercipta disini.
Tapi mengapa...
"kau" datang dan merampas segalanya..?
... Merampas hak milik ku,
merampas kebahagiaanku dan
saudara2ku?
Menindas ku di tanah ku sendiri.

Bahasa Di Papua Mulai Punah

Bahasa yang ada di Papua Barat mencapai 300 lebih bahas. Semua suku di Papua Barat memunyai bahasa sendiri-sendiri. Suku-suku ini Menjunjung tinggi bahasanya sebagai alat komunikasi. Tetapi, Indonesia merasa ini ancaman.

Upaya Meng-Indonesiakan Papua Barat


Ditinjau dari nsur budaya, upaya untuk meng-Indoneisakan Papua Barat telah meresap ke segala unsur. Indonesia merasa orang Papua Barat perlu di-Indonesiakan lagi. Karena menurut mereka, orang Papua Barat adalah kumpulan manisia yang belum manusia. Lagi pula, mereka berpikir bahwa tujuan kesatuan nasional itu dibangun, sehingga keanekaragaman itu harus dihapus.

Budaya Proposal


Ketika budaya proposal ini muncul di Papua Barat hingga membuat masyarakat beranggapan bahwa pusat uang adalah di kantor-kantor pemerintah, swasta, maupun perusahaan-perusahaan. Hal ini berangkat dari didikan Indonesia, bahwa pemerintah adalah pusat segalanya, sehingga masyarakat harus menerima apa yang dilakukan pemerintah. Pemerintah memunyai uang, sehingga sehingga masyarakat harus menerima uang itu sebagai obyek pembangunan.

Budaya Malas Kerja


Budaya Papua Barat adalah Budaya kerja keras. Seorang anak sejak kecil telah diajarkan untuk bisa bekerja, karena manusia tidak bisa hidup tanpa bekerja. Dan orang yang tidak bekerja tidak bisa makan, karena untuk bisa makan inilah manusia harus bekerja. Jika orang tidak bekerja, maka dunia ini kelihatan Hampadan tak bermakna. Orang Papua Barat bekerja bukan untuk dirinya sendiri, tetapi juga unuk rang lain, kerabat, dan demi kemanusiaan, bukanbukan demi nama baik ala Indonesia.

Tidak Ada Masa Depan Cerah Bagi Rakyat Papua Selama Bersama NKRI


Tidak aka nada masa depan yang cerah bagi rakyat Papua Barat selama masi dalam dekapan kekuasaan Indonesia. Indonesia dating ke Papua Barat bukan untuk mengambil tanah Papua Barat sebagai lumbung ekonomidan tempat penyebaran penduduk, tetapi juga tempat penyebaran penyakit. Mereka tidak pernah berkeinginan sejak awal hingga sekarang untuk membangun orang Papua Barat. Walaupun Indonesia mengatakan untuk membebaskan Papua Barat dari kolonial Belanda, tetapi itu hanya omong kosong belaka, karena yang terjadi adalah keluar dari mulut buaya masuk ke mulut serigala.