Selpianus Adii/Foto by: facebook |
Pendidikan Bagi Masyarakat Papua
00.50
KADER : TULANG PUNGGUNG REVOLUSI
Tak perlu lagi untuk meragukan watak khas revolusi kita,tentang hal-ikhwalnya, dengan semangat spontanitasnya, yakni transisi yang berlangsung dari revolusi pembebasan nasional menuju revolusi sosialisme. Dan tak perlu pula meragukan peningkatan pesat dari tahap-tahap perkembangannya, yang dipimpin oleh orang-orang yang sama yang ikut serta dalam peristiwa heroik penyerangan garnisun Moncada, berlanjut melalui pendaratan Granma, dan memuncak pada deklarasi watak sosialis dari revolusi Kuba. Para simpatisan baru, kader-kader, dan organisasi-organisasi membentuk sebuah strukfur organisasional yang pada awal gerakan masih lemah, sampai kemudian berubah menjadi luapan rakyat yang akhirnya mencirikan revolusi kita.
Ketika kemudian menjadi nyata bahwa suatu kelas sosial baru secara tegas mengambil alih kepemimpinan di Kuba, kita juga menyaksikan keterbatasan yang besar dalam menggunakan kekuasaan negara karena adanya kondisi-kondisi yang kita temukan di dalam tubuh negara. Tidak ada kader untuk melaksanakan sejumlah besar pekerjaan yang harus diisi dalam aparat negara, dalam organisasi-oganisasi politik, dan seluruh front ekonomi.
11.23
Kepentingan Amerika, Indonesia, Belanda dan PBB Kronis Pelanggaran HAM di Papua
*Oleh:Turius w
Papua masih merupakan wilayah rawan konflik yang belum dapat didamaikan atau paling tidak belum ditemukan jalan terbaik penyelesaian masalahnya. Masalah Papua bukan sekedar masalah politik melulu tetapi sudah merupakan konflik multi dimensional yang merasuk segala aspek kehidupan social rakyat. Sebuah konflik multi dimensional yang harus diurai dan dicari jalan penyelesaiannya dengan adil.
Jika mulai bicara soal Papua pastilah terpampang disana masalah pelanggaran HAM yang kronis, kemiskinan structural yang melilit kehidupan hampir 40 persen penduduk (peringkat pertama di Indonesia), pengembangan sumber daya manusia yang stagnan, operasi dan represi militer yang tiada henti, praktek-praktek penyelenggaraan pemerintahan yang korup disertai malpraktek manajemen negara atas berbagai kebijakan yang dikeluarkan bagi Papua — episode pertarungan Ostsus Papua versus Propinsi IJB dapat menjadi contoh dalam hal ini –, pembalakkan liar, perusakan lingkungan yang parah hingga pencurian sumber-sumber daya ekonomi rakyat yang tiada henti adalah merupakan beberapa aspek konflik multi dimensional Papua yang dapat dilihat jika hendak mencermati masalah Papua secara tuntas.
05.16
Mereka Mengambil Anak-anak Kami
Oleh : Michael Bachelard*
Anak-anak Papua sementara dibawa dari Papua ke sekolah-sekolah Islam di Jawa untuk “dididik kembali”, tulis Michael Bachelard.
Johanes Lokobal duduk di atas rumput yang menjadi alas dari lantai kayu rumah kecilnya yang hanya terdiri atas satu ruangan. Dia menghangatkan tangannya pada perapian yang terletak di tengah ruangan. Sementara itu dari waktu ke waktu seekor babi, tidak tampak karena berada di ruangan sebelah, menjerit dan membentur-benturkan tubuhnya dengan keras ke dinding rumah.
Kampung Megapura yang terletak di tengah pegunungan di provinsi paling timur Indonesia yaitu papua barat merupakan kampung yang sangat terpencil sehingga penyedian barang-barang hanya dapat dilakukan melalui perjalanan udara atau dengan berjalan kaki. Johanes Lokobal telah tinggal di sana sepanjang hidupnya. Dia tidak tahu dengan tepat berapa usianya, “Tua saja” katanya dengan suara parau. Ia juga miskin. “Saya bekerja di kebun.
04.57
Dimarginalkan di Tanah Sendiri
Salah satu dampak dari Papua menjadi bagian dari Republik Indonesia adalah orang-orang Papua menjadi asing bahkan termarginalkan di atas tanahnya sendiri – atau setidak-tidaknya proses marginalisasi itu sementara berlangsung.
Siapa pun, dengan hati nurani yang jernih dan kesediaan untuk patuh pada objektivitas, pasti akan membenarkan anggapan ini.
Tetapi bagaimana kita bisa memberikan bukti yang akurat dan tidak terbantahkan bahwa proses itu benar-benar sementara berlangsung?
Atau, yang mungkin lebih penting, bukti apa yang bisa, bahkan yang harus, diterima oleh semua pihak, termasuk oleh pemerintah Republik Indonesia dan pendukung-pendukungnya di tingkat internasional, bahwa proses orang-orang asli Papua menjadi terasing di atas tanahnya sendiri benar-benar sementara berlangsung?
04.51
“BINTANG KEJORA” BENDERA BANGSA WEST PAPUA"
Manusia adalah makhluk Tuhan yang paling tinggi derajatnya, karena memiliki keistimewaan sebagai karunia Tuhan, yakni akal budi (kadang juga akal sehat, nurani). Akal budi manusia itu mencakup kemampuan berpikir, daya cipta, karsa dan rasa. Kemampuan bersuara pada manusia ditingkatkan menjadi kemampuan berbahasa dan berkomunikasi. Kemampuan berkomunikasi dengan bahasa ini bisa terjadi karena adanya kemampuan untuk menciptakan lambang (symbol): bunyi-bunyi yang melambangkan sesuatu dan sesuatu itu bisa makna, maksud, gagasan, konsep dan sebagainya.
06.52
STRUKTUR LENGKAP KOMANDO TPN PAPUA BARAT (WEST PAPUA NATIONAL LIBERATION ARMY)
STRUKTUR LENGKAP KOMANDO TPN PAPUA BARAT
(WEST PAPUA NATIONAL LIBERATION ARMY)
(Berdasarkan Keputusan KTT TPN-PB – OPM 2012 Di Biak)
08.01
Sejarah Organisasi Papua Merdeka (OPM)
Pada mulanya OPM didirikan di Manokwari pada Februari 1965, tepatnya di Sanggeng pada rumah keluarga Watofa, pertemuan ini dihadiri oleh seluruh komponen masyarakat di Kota Manokwari seperti kepala suku Arfak, Lodwik Mandacan, Barent Mandacan, Kepala Kepolisian Papua Mr. John Jambuani, Komandan PVK Mr. Permenas Ferry Awom dan beberapa anggota PVK-Polisi Papua dan Angkatan Laut Papoea seperti : Benyamin Anari, Terianus Aronggear, Mr. Marani, Fred Ajoi, Jimmy Wambrau, dan lain-lain.
07.53
Deklarasi Politik Bangsa Papua, Penduduk West Papua Tentang New Guinea Raad (Parlement Nasional West Papua)
DEKLARASI POLITIK BANGSA PAPUA, PENDUDUK WEST PAPUA TENTANG NIEUW GUINEA RAAD
UNTUK KEADILAN DAN PENGHORMATAN TERHADAP HAK ASASI MANUSIA
Konferensi Nasional Parlemen Rakyat Daerah, tanggal 4 sampai dengan 5 April 2012 di Waena – Jayapura yang dihadiri oleh 660 orang peserta dari 22 Parlemen Rakyat Daerah sebagai lembaga representasi politik bangsa Papua di daerah – daerah teritori West Papua:
07.20
DASAR DASAR PERJUANGAN KEMERDEKAAN PAPUA BARAT
Mengapa rakyat Papua Barat ingin merdeka di luar Indonesia?
Mengapa rakyat Papua Barat masih tetap meneruskan perjuangan mereka?
Mengapa rakyat Papua Barat masih tetap meneruskan perjuangan mereka?
Kapan mereka mau berhenti berjuang?
Ada empat faktor yang mendasari keinginan rakyat Papua Barat untuk memiliki negara sendiri yang merdeka dan berdaulat di luar penjajahan manapun, yaitu:
1. hak
2. budaya
3. latarbelakang sejarah
4. realitas sekarang
06.58
Bumi Cenderawasih
Oleh: Adhen Isodorus Dimi
Di barat Pasifik
Kau berdiri gagah, megah
Simpan ribu-ribu misteri
kau tanahku, negeri Cenderawasih.
Subur, beri hidup tanpa menabur,
Butir embun saljumu manjakan hutan,
saatnya nanti, hutan manjakan fauna
Dan saatnya pula,
Flora fauna Papua manjakan manusia hitam berhati putih.
15.20
Malas Kerja Bukan Kebudayaan Orang Papua Barat*
Oleh Adhen Isodorus Dimi)*Budaya rakyat Papua Barat adalah budaya kerja keras. Sejak kecil, orang tua kami telah ajarkan kami untuk bisa bekerja. Kami ingat kata leluhur kami dari dulu; 'kalo ko mau hidup, usaha. Kalo ko mau makan, kerja.'
15.16
Kau Hendak Kukasihi Hingga Ajalku!
Oleh:
Adhen Isodorus Dimi)*
Dok. Pribadi |
Papua
adalah salah satu Pulau yang kaya secara alam dan budayanya. Pulau Papua yang terletak di psifik ini memiliki lebih
dari 250 suku bangsa. Mereka punya banyak budaya, dan tradisi yang
unik untuk masing-masing suku bangsa.
Semua
suku di Papua Barat memunyai bahasa sendiri-sendiri. Suku-suku ini Menjunjung
tinggi bahasanya sebagai alat komunikasi dalam aktivitas sehari-hari mereka. Papua
juga memiliki alam yang begitu banyak kekayaan alam. Sampai-sampai orang luar
menyebut Papua sebagai 'surga kecil yang jatuh ke bumi.'
Burung-burung
berkicau menyambut pagi yang cerah. Tumbuhan melambaikan daunnya di tiup angin.
Bukit emas dan tembaga yang memancarkan cahaya diterpa mentari pagi.
04.18
PEDOMAN AKTIVIS REVOLUSIONER
CIRI-CIRI SEORANG REVOLUSIONER
1. Mengapa kita perlu merubah diri kita menjadi seorang revolusioner ?
Sebagai seorang
revolusioner, kita perlu mengabdikan pikiran-pikiran, emosi dan
perbuatan-perbuatan kita kepada kepentingan perjuangan demokrasi sejati
di Indonesia. Tapi masing-masing kita dan setiap orang diantara kita
masih membawa pikiran-pikiran, sikap-sikap dan kebiasaan-kebiasaan lama
dari masyarakat bobrok yang ada sekarang ini. Kita tumbuh dalam
masyarakat yang tindas dan dihisap oleh kapitalisme. Sampai hari ini,
kita masih dipengaruhi oleh gagasan-gagasan bobrok atau
parsangka-parangka borjuasi dari masyarakat kini. Karena itulah, mengapa
perlu bagi setiap mereka yang revolusioner merubah dirinya sendiri.
Kita harus mengubah
diri kita sendiri melalui perjuangan revoluioner secara aktif, dan
dengan kesadaran didalam perjuangan, kita melawan ide-ide, sikap-sikap
dan kebiasaan-kebiasaan keliru. Apabila kita terus melaksanakan
tugas-tugas kita, maka sesungguhnya kita sedang membentuk watak kita
sendiri di tengah-tengah badai perjuang kita melawan musuh-musuh rakyat.
Semakin dalam dan jauh, maka kita akan menjadi teguh dan cakap dalam
perjuangan. Mengubah diri sendiri tidaklah hanya berhenti hanya dalam
beberapa jam atau hari saja. Ia adalah perjuangan yang lama dan sulit.
Karena itulah mengapa kita perlu terus-menerus berusaha keras
menghilangkan pengaruh masyarakat bobrok yang masih melekat. Hanya
dengan cara demikianlah kita dapat melaksanakan tugas-tugas revolusioner
kita lebih baik, dan ketetapan hati kita makin teguh dalam
menggelorakan perjuangan demokrasi sejati sampai kemenangan sosialisme.
Kita mengubah diri kita untuk memperkuat watak-watak dasar seorang
revolusioner, yakni:
11.59
Pahlawan Theys Hiyo Eluwai
Theys.H.Eluwai |
Bukit-bukit di negri cendrawasi kini mulai tenggelam
Oleh
dara dan air mata
Apa yang dilakukan oleh bangsanya
Yang tertinggal
Untuk masyarakat yang sengsara
Apa gunanya keluh-kesah
Seoarang pejuang yang sedang tidak dirumah
Apa yang dilakukan oleh bangsanya
Yang tertinggal
Untuk masyarakat yang sengsara
Apa gunanya keluh-kesah
Seoarang pejuang yang sedang tidak dirumah
Seandainya
rakyatku mati dalam penindasan
Menurut
nasibnya
Aku
akan berkata “Mati dalam perjuangan
Lebih
mulia dari hidup dalam pemberontakan”
Namun rakyatku tidak mati sebagai pemberontak
Kematian
adalah satu-satunya penyelamat mereka,
Dan
penderitaan adalah tanah air warisan merekaIngatlah
saudaraku
11.48
Mentari Pagi Di Bukit Emas
Mentari pagi di bukit emas
harum wangi bunga hutan
merdu kicauan burung emas
sungguh mempesona.....sungguh mempesona
penderitaan menindih....hidup pun di tindas
kami hanya ingin bebas
menentukan nasib sendiri....hey.......
kami ingin bebas......kami ingin bebas....
kami ingin bebas.....menentukan nasib sendiri....
banyak korban di atas tanah kami...
Tuhan dengar jeritan kami....
hey....
11.45
KAMI BANGSA PAPUA ADALAH BANGSA YANG MASIH DI JAJAH OLEH NEGARA INDONESIA.
KAMI BANGSA PAPUA ADALAH BANGSA YANG MASIH DI JAJAH OLEH NEGARA INDONESIA.
PERJUANGAN KAMI BUKAN MENDIRIKAN NEGARA DI ATAS NEGARA, TAPI MENGUSR
BANGSA ATAU NEGARA YANG MENDIRIKAN NEGARANYA DI ATAS BANGSA KAMI.
PAPUA ADALAH BANGSA, BUKAN SUKU. Itu terbukti dari banyaknya bahasa yang ada di papua.
PAPUA TIDAK PERNAH DI JAJAH SECARA LANSUNG OLEH KERAJAAN MAJAPAHIT PADA ERA KEKUASAAN HAYAM WURUK.
PAPUA ADALAH BANGSA, BUKAN SUKU. Itu terbukti dari banyaknya bahasa yang ada di papua.
PAPUA TIDAK PERNAH DI JAJAH SECARA LANSUNG OLEH KERAJAAN MAJAPAHIT PADA ERA KEKUASAAN HAYAM WURUK.
10.13
Hugo Chaves dan West Papua
Victor Yeimo*
Hugo Chaves (media) |
Hugo Chaves, Pemimpin kharismatik yang penuh kontroversial itu telah
tiada sejak 5 Maret 2013 lalu. Rintihan pilu masih terdengar, bukan
saja rakyat Venezuela, Amerika Latin dan Timur Tengah, namun juga di
berbagai belahan dunia, terutama rakyat tertindas di dunia yang
terinsipirasi dari sosok Chaves yang berani melakukan perubahan yang
revolusioner di Venezuela dan merubah wajah kapitalisme global di Timur
Tengah dan Amerika Latin.
Di West Papua, wilayah yang
selama hampir setengah abad masih digerogoti gurita imperialisme Amerika
Serikat (AS), sosok Hugo Chaves dan kiprahnya tidak begitu ramai untuk
menjadi perhatian, terutama dalam perspektif perjuangan pembebesana
nasional West Papua. Bukan karena tidak penting, namun pemahaman akan
pergulatan kepentingan ekonomi politik global masih ditutupi oleh kabut
tebal yang bernama neokolonialisme Indonesia.
10.09
Mengemis Cinta Dalam Derita
Derai air mata tiap pagi. Terkikis
10.07
Kawan (Rakyat Pejuang), Anda Tidak Sendirian!
-----------------------------------------
Catatan untuk Rakyat Pejuang Papua Barat
-----------------------------------------
Catatan untuk Rakyat Pejuang Papua Barat
-----------------------------------------
Kawan,
perjuangan ini terus dan akan berjalan, walau tiap sudut perjuangan
tersimpan sejuta duka. Duka yang kadang-kadang Anda, saya dan rakyat
semesta Papua Barat dibuatnya kandas. Tapi, bukan kandas yang membuat
kita mundur. Kandas yang memberi kita sedikit waktu untuk merenung dan
setelah itu terus berjuang. Duka dan sepinya perjuangan ini justru
membuat kita dewasa dan bijaksana untuk tetap memilih jalan pembebasan
ini. Pembebasan atas diri kita dan tanah kita. Dan yang lebih penting
adalah pembebasan Nasional Papua Barat.
10.04
Terusik Dibalik Trali Besi Malam
Detak-detuk sepatu laras penjajah dan ting teng trali besi tidak lagi
terdengar di sepanjang lorong ini. Samar-samar gemuruh motor jarang
terdengar, dan ku tahu pertanda malam sudah larut.
10.01
Berjumpa Kembali
Memang 11 bulan terlalu lama semenjak kita tak pernah sua. Blogku Terlalu sulit menjelaskannya.
Entalah, saya bingung dari mana harus memulainya.
Sejak tak pernah mencurakan segala asa,
kubejalan mengitari waktu dan ruang dalam kehampahan.
Ingin sekali membagi beban derita negri kemarin,
tapi tak bisa. Mereka para penjajah tak henti-henti mengejarku,
hingga kita tak dapat bersua.
Merekalah akibat segalanya.
10.00
Sinar KasihMu Tuhan
Jalanku perih. Melewati lembah yang penuh onak duri. Lemah dan letih
disini. Sebulan terbaring bisu disini. Kuterteduh di kamar isolasi ini.
Menghabiskan puluhan infus yang tidak pernah kubayangkan semula. Pikirku
tak habis-habis. Detak jantung tidak normal,
jendela jiwaku divonis tak berfungsi oleh dokter. Mesin nafas rusak.
Kata dokter saya terlalu emosi dan kebanyakan pikir. Kutarik nafas dan
menghitung nafas satu-satu dalam kepasrahan, membayangkan ajalku segera
tiba. Ku pikir tiada lagi yang dapat kuperbuat. Di sepanjang lorong
disana, mereka para intelijen penjajah berusaha merongrongku siang
malam. Tiada lagi tempat untuk berlari. Tiada lagi yang memperdulikan.
09.58
MERDEKA
Merdeka Harga Mati. Ya, memang
setiap orang ingin merdeka. Karena memang semua orang tidak ingin dalam
penindasan dan penghisapan. Semua manusia ingin hidup bebas menikmati
alam dimana ia ditempatkan oleh Penciptanya.
09.55
Menjadi Diri Sendiri & Berontak Terhadap Musu!
Victor F. Yeimo
Untuk ko yang merasa terjajah, tra bebas dan terpenjarah. “Bangun dan berontaklah! Ko pu hak dan tanggung jawab besar buat mengikuti kehendak sendiri. Kenapa mo hidup kalo selalu mo terjajah?” [Sa tulis ini sebagai sebuah renungan, ajaran dan teguran setelah teropsesi baca buku karangan Malka, The Road To Freedom].---Gresik, 13 Oktober 2007, 11.36 WIB]
Untuk ko yang merasa terjajah, tra bebas dan terpenjarah. “Bangun dan berontaklah! Ko pu hak dan tanggung jawab besar buat mengikuti kehendak sendiri. Kenapa mo hidup kalo selalu mo terjajah?” [Sa tulis ini sebagai sebuah renungan, ajaran dan teguran setelah teropsesi baca buku karangan Malka, The Road To Freedom].---Gresik, 13 Oktober 2007, 11.36 WIB]
Mengapa
tidak mau sadar bahwa manusia hidup dalam kenyataan, bukan di alam
mimpi, bukan di dunia angan-angan, bukan juga di dunia biting (bicara tinggi). Kalo selalu hidup dalam dunia angan dan mimpi, ko sama
saja dengan budak. Dan seorang budak selalu hidup di dunia maya, di
dunia angan-angan, di dunia mimpi, di dalam sangkar, di dunia
seandainya, tra bisa nikmati indahnya menjadi diri sendiri. Menjadi budak itu sama saja menjadi manusia semu, tra nyata.
09.51
Cermin Buat Indonesia
Victor F. Yeimo
(Editorial kabarpapua.com)
PAPUA BARAT masih menjadi wilayah konflik politik sejak wilayah ini diintegrasi kedalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) oleh dan atas kepentingan ekonomi politik Jakarta-AS. Konflik itu masih membara ulah Jakarta yang masih belum mempunyai kemauan politik dalam penyelesaian status quo ini. Gejolak politik di Papua Barat tentu bukan hal yang baru. Konflik tersebut tidak hanya memakan waktu puluhan tahun, tapi juga memakan korban ratusan ribu jiwa rakyat Papua Barat.
09.50
Analisa Siasat Penjajah & Imperialisme di West Papua
Oleh: Victor F. Yeimo*
Soal Papua, SBY Pintar Beretorika
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) semakin vokal bicara isu West Papua di awal tahun 2012 ini. Hal itu tentu karena sebagai pemimpin negara, SBY memperhitungkan gerakan rakyat West Papua yang semakin bergelora untuk berdaulat sendiri, dan gencarnya dukungan international baik dari LSM-LSM, Jurnalis maupun beberapa kongresman atau parlemen di berbagai negara yang terus menerus mempertentangkan kondisi pelanggaran HAM dan konflik politik di West Papua.
09.45
Wajah Indonesaia dalam Kisruh Otsus-MRP
Oleh: Victor Yeiomo
Pemerintah Indonesia dengan begitu terbuka menerapkan malpraktek pemerintahan kolonialismenya di Papua Barat. Otsus, walaupun awalnya dianggap sebagai semangat rekonsiliasi, tetapi pada akhirnya 'digagalkan' oleh sikap Jakarta yang inkonsisten, anti demokrasi, anti HAM, ekploitatif dan represif. Pemerintah Indoensia juga sangat terbuka dalam memainkan politik Devide it empera (Politik pecah belah) melalui pembentukan Provinsi Irja Barat (sekarang Papua Barat), dan kini pembentukan Majelis Rakyat Papua Barat (MRPB) di Provinsi Papua Barat. Ini menjadi kewajaran dan bukti bahwa kebijakan Otsus tidak sedang didorong dengan semangat rekonsiliasi, tetapi sangat kental dengan semangat kolonisasi wilayah Papua.
Pemerintah Indonesia dengan begitu terbuka menerapkan malpraktek pemerintahan kolonialismenya di Papua Barat. Otsus, walaupun awalnya dianggap sebagai semangat rekonsiliasi, tetapi pada akhirnya 'digagalkan' oleh sikap Jakarta yang inkonsisten, anti demokrasi, anti HAM, ekploitatif dan represif. Pemerintah Indoensia juga sangat terbuka dalam memainkan politik Devide it empera (Politik pecah belah) melalui pembentukan Provinsi Irja Barat (sekarang Papua Barat), dan kini pembentukan Majelis Rakyat Papua Barat (MRPB) di Provinsi Papua Barat. Ini menjadi kewajaran dan bukti bahwa kebijakan Otsus tidak sedang didorong dengan semangat rekonsiliasi, tetapi sangat kental dengan semangat kolonisasi wilayah Papua.
09.43
Darahmu dan Mereka Lalat Berjas-dasi
Kaukah itu...?
Engkau yg masih menghiasi dalam sayatan sejarah ini?
dalam tak kuasa, di ujung jalan kau taburi wajahmu penuh noktah merah..kau masih ada dan masih menghias.
Tertidurlah sayang
pangkuan ibu pertiwi hangat terasa
tidurlah diatas tulang belulang itu
kemarin mereka, hari ini engkau dan besok waktuku..
Engkau yg masih menghiasi dalam sayatan sejarah ini?
dalam tak kuasa, di ujung jalan kau taburi wajahmu penuh noktah merah..kau masih ada dan masih menghias.
Tertidurlah sayang
pangkuan ibu pertiwi hangat terasa
tidurlah diatas tulang belulang itu
kemarin mereka, hari ini engkau dan besok waktuku..
09.38
Tangis Dogiay
Anak-anak mereka kini piatu
Sanak sodarnya menangis melelehkan air mata
Lelaki muda dipaksa sedih mengubar air mata
kini semua paham
kini semua tau sungai air mata bukan mimpi bukan khayalan
airnya jenih bagai danau Tigi-Tage
tak banjir dimusim penghujan
tak kering diwaktu kemarau tiba
sungai airmata selalu mengalir
entah dimana akan bermuara
Sanak sodarnya menangis melelehkan air mata
Lelaki muda dipaksa sedih mengubar air mata
kini semua paham
kini semua tau sungai air mata bukan mimpi bukan khayalan
airnya jenih bagai danau Tigi-Tage
tak banjir dimusim penghujan
tak kering diwaktu kemarau tiba
sungai airmata selalu mengalir
entah dimana akan bermuara
09.35
Nyanyian Jiwa
Seruling cenderawasih merangkai nada
Angin utara menyapu daun nan rimba
Angin utara menyapu daun nan rimba
Sinar surya menembus disela-sela dedaunan
tiada namun ada suaramenutup diri di hamparan hijau
jangkrit menyambut peraduan
Nyamuk rimba sehaus drakula penjajah
senyap malam membunuh rindu dan resah
senjata tua jadi bantal polo
rangsel kusut bantal malam
jangkrit menyambut peraduan
Nyamuk rimba sehaus drakula penjajah
senyap malam membunuh rindu dan resah
senjata tua jadi bantal polo
rangsel kusut bantal malam
09.33
Mama, Kenapa Menangis
mama, kenapa menangis....
sudah cukup air mata itu
tercucur dipipimu yang kian keriput
matamu semakin memerah
terseduh-seduh dalam relungmu
urat yang membengkak di dahimu
serak suaramu itu
terasa berat kau ucapkan
menyimpannya bgitu rapih
dalam pasrah bisu
kau urai smua
bersama tangismu
sudah cukup air mata itu
tercucur dipipimu yang kian keriput
matamu semakin memerah
terseduh-seduh dalam relungmu
urat yang membengkak di dahimu
serak suaramu itu
terasa berat kau ucapkan
menyimpannya bgitu rapih
dalam pasrah bisu
kau urai smua
bersama tangismu
09.31
Galau Hati Kami Untukmu Mako
diatas parah-parah kayu
Tertenggung kami disini,
sontak bergetar luluh perih hati
bulir air mata jatuh tak tertahan
Termanggu dalam hening jiwa
disaat engkau tak bersama lagi
Terkenang untaian kata darimu
teringat senyum yang pernah kau hadirkan
terpesona ceritamu yang pernah menyejukan jiwa
terkagum smua ketegaran, semangat juang yang pernah kau torehkan
Tertenggung kami disini,
sontak bergetar luluh perih hati
bulir air mata jatuh tak tertahan
Termanggu dalam hening jiwa
disaat engkau tak bersama lagi
Terkenang untaian kata darimu
teringat senyum yang pernah kau hadirkan
terpesona ceritamu yang pernah menyejukan jiwa
terkagum smua ketegaran, semangat juang yang pernah kau torehkan
09.28
Bait-Bait Puisi Jalanan
AIR MATA DALAM SUNYI
Apalah artinya hidup bila air mata tak sanggup menahan rasa
semua yang terjadi biarkan ia datang dan pergi tanpa bekas
biarkan ruang-ruang ini sa telusuri walau harus menahan gejolak batin
biarkan jalan-jalan ini kutapaki satu demi-demi satu,
walau harus menahan sunyi tak bertepi
biarkan darah juang membasahi naluri jiwa yang mengering
Demi negeri, sa tunduk saat hati berkata "tanah air atau mati"
Apalah artinya hidup bila air mata tak sanggup menahan rasa
semua yang terjadi biarkan ia datang dan pergi tanpa bekas
biarkan ruang-ruang ini sa telusuri walau harus menahan gejolak batin
biarkan jalan-jalan ini kutapaki satu demi-demi satu,
walau harus menahan sunyi tak bertepi
biarkan darah juang membasahi naluri jiwa yang mengering
Demi negeri, sa tunduk saat hati berkata "tanah air atau mati"
09.03
Tangisan Papuaku
Tanah ini
milikku, hutan ini milikku,
gunung dan lautan ini pun milikku.
Aku dilahirkan dan dibesarkan disini..
Canda, tawa dan hidup rukun semuanya
tercipta disini.
Tapi mengapa...
"kau" datang dan merampas segalanya..?
... Merampas hak milik ku,
merampas kebahagiaanku dan
saudara2ku?
Menindas ku di tanah ku sendiri.
milikku, hutan ini milikku,
gunung dan lautan ini pun milikku.
Aku dilahirkan dan dibesarkan disini..
Canda, tawa dan hidup rukun semuanya
tercipta disini.
Tapi mengapa...
"kau" datang dan merampas segalanya..?
... Merampas hak milik ku,
merampas kebahagiaanku dan
saudara2ku?
Menindas ku di tanah ku sendiri.
08.59
Bahasa Di Papua Mulai Punah
Bahasa yang ada di Papua Barat mencapai 300
lebih bahas. Semua suku di Papua Barat memunyai bahasa sendiri-sendiri.
Suku-suku ini Menjunjung tinggi bahasanya sebagai alat komunikasi. Tetapi,
Indonesia merasa ini ancaman.
08.50
Upaya Meng-Indonesiakan Papua Barat
Ditinjau
dari nsur budaya, upaya untuk meng-Indoneisakan Papua Barat telah meresap ke
segala unsur. Indonesia merasa orang Papua Barat perlu di-Indonesiakan lagi.
Karena menurut mereka, orang Papua Barat adalah kumpulan manisia yang belum
manusia. Lagi pula, mereka berpikir bahwa tujuan kesatuan nasional itu
dibangun, sehingga keanekaragaman itu harus dihapus.
08.49
Budaya Proposal
Ketika
budaya proposal ini muncul di Papua Barat hingga membuat masyarakat beranggapan
bahwa pusat uang adalah di kantor-kantor pemerintah, swasta, maupun
perusahaan-perusahaan. Hal ini berangkat dari didikan Indonesia, bahwa
pemerintah adalah pusat segalanya, sehingga masyarakat harus menerima apa yang
dilakukan pemerintah. Pemerintah memunyai uang, sehingga sehingga masyarakat
harus menerima uang itu sebagai obyek pembangunan.
08.46
Budaya Malas Kerja
Budaya
Papua Barat adalah Budaya kerja keras. Seorang anak sejak kecil telah diajarkan
untuk bisa bekerja, karena manusia tidak bisa hidup tanpa bekerja. Dan orang
yang tidak bekerja tidak bisa makan, karena untuk bisa makan inilah manusia
harus bekerja. Jika orang tidak bekerja, maka dunia ini kelihatan Hampadan tak
bermakna. Orang Papua Barat bekerja bukan untuk dirinya sendiri, tetapi juga
unuk rang lain, kerabat, dan demi kemanusiaan, bukanbukan demi nama baik ala Indonesia.
08.44
Tidak Ada Masa Depan Cerah Bagi Rakyat Papua Selama Bersama NKRI
Tidak
aka nada masa depan yang cerah bagi rakyat Papua Barat selama masi dalam
dekapan kekuasaan Indonesia. Indonesia dating ke Papua Barat bukan untuk
mengambil tanah Papua Barat sebagai lumbung ekonomidan tempat penyebaran
penduduk, tetapi juga tempat penyebaran penyakit. Mereka tidak pernah
berkeinginan sejak awal hingga sekarang untuk membangun orang Papua Barat.
Walaupun Indonesia mengatakan untuk membebaskan Papua Barat dari kolonial Belanda,
tetapi itu hanya omong kosong belaka, karena yang terjadi adalah keluar dari mulut buaya masuk ke mulut
serigala.
08.42
Langganan:
Postingan (RSS)